SNI ISO 11620:2023 Dibahas Perdana dalam Workshop Dispusip DKI Jakarta, Pustakawan Didorong Mengelola Kinerja Berbasis Data

Berita Informasi Kegiatan

Upaya memperkuat manajemen berbasis data di lingkungan perpustakaan mendapat momentum penting melalui penyelenggaraan Workshop Analisis Kinerja Perpustakaan Berbasis SNI ISO 11620:2023 dan SNI ISO 16439:2014 yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta pada Senin, 14 Juli 2025. Bertempat di Gedung Dispusip DKI Jakarta, kegiatan ini menjadi forum pertama yang membahas secara khusus tentang standar terbaru untuk pengukuran kinerja dan penilaian dampak perpustakaan. Sebanyak 115 peserta hadir dari berbagai jenis institusi, mulai dari perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus, hingga akademisi dan pemerhati bidang kepustakawanan. Dua di antaranya merupakan pustakawan dari Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN) yang turut serta dalam kegiatan tersebut.

Workshop ini menghadirkan dua narasumber utama. Muhammad Bahrudin, S.Hum., M.Kesos., Pustakawan Ahli Muda dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), memaparkan struktur dan prinsip penerapan SNI ISO 11620:2023, yang memuat 62 indikator kinerja perpustakaan. Indikator tersebut mencakup aspek layanan fisik dan digital, efisiensi operasional, pengembangan staf, hingga kontribusi perpustakaan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam sesinya, Bahrudin yang akrab disapa Ambar, menyampaikan bahwa penggunaan standar ini dapat membantu perpustakaan menyusun laporan layanan yang objektif, melakukan benchmarking antarlembaga, serta mendukung proses akreditasi dan pengambilan keputusan strategis berbasis bukti.

Sementara itu, Dr. Wiwit Ratnasari, Dosen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia, memperkenalkan pendekatan pengukuran dampak layanan perpustakaan berdasarkan SNI ISO 16439:2014. Ia menjelaskan perbedaan mendasar antara kinerja dan dampak. “Kinerja adalah apa yang kita lakukan, sedangkan dampak adalah apa yang berubah karena layanan tersebut,” ujarnya. Dampak perpustakaan, lanjut Wiwit, mencakup berbagai dimensi: mulai dari perubahan perilaku pengguna, peningkatan kemampuan literasi, hingga kontribusi terhadap kesejahteraan sosial dan reputasi institusi

Dalam kegiatan ini, peserta juga diajak untuk mengenali dan memilih indikator yang relevan dengan layanan di perpustakaan masing-masing. Beberapa contoh indikator dimaksud antara lain:

  1. Persentase digitalisasi koleksi khusus,
  2. Rata-rata peminjaman selama jam buka tambahan,
  3. Proporsi kunjungan katalog melalui perangkat seluler,
  4. Partisipasi staf dalam layanan dukungan riset,
  5. Rasio publikasi ilmiah oleh staf perpustakaan.

Workshop ini menjadi langkah awal untuk mendorong perpustakaan di Indonesia, khususnya perpustakaan perguruan tinggi dan khusus, agar lebih siap dalam membangun sistem kerja yang terukur dan terarah. Penerapan standar seperti SNI ISO 11620:2023 dan SNI ISO 16439:2014 membuka ruang bagi perpustakaan untuk menyusun strategi layanan berdasarkan indikator yang dapat dipertanggungjawabkan.

Keterlibatan pustakawan Poltek SSN dalam forum ini mencerminkan komitmen institusi terhadap penguatan kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan perpustakaan yang adaptif terhadap perkembangan regulasi dan kebutuhan pengguna. Lebih jauh, hasil dari workshop ini diharapkan dapat diinternalisasi dalam pengelolaan kinerja, pelaporan layanan, serta pengembangan program-program literasi dan riset yang relevan dengan arah kebijakan pendidikan tinggi vokasi dan keamanan siber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *